Kecir-Kecir Untuk Martha

Inilah lagu berjudul “Kecir-Kecir” yang dibawakan oleh kelompok The Evergreens. Tak ada informasi apa pun yang saya miliki tentang kelompok ini, baik dari sampul piringan hitamnya atau pun dari sumber-sumber lain seperti internet. Sama sekali gelap. Informasi dari sampul piringan hitam hanyalah penerbit dan nomor serinya saja, Philips 51067. Selain itu terdapat tulisan tentang bintang tamu dalam album ini yaitu Annie Cherie. Masing-masing sisi piringan hitam berisi enam lagu sehingga total berjumlah 12 lagu yang kesemuanya berbahasa Indonesia. Beberapa lagu tradisional (Sarinande, Nina Bobo, Es Lilin, Hela Rotan) dan lainnya karya kontemporer (Rayuan Pulau Kelapa, Sepasang Mata Bola, Jauh di Mata, Doa & Restumu, Telaga Biru) yang saya duga berasal dari tahun 1950-an.

Memerhatikan logat penyanyinya, saya merasa dia bukan orang Indonesia dan berasal dari barat (Belanda?) sesuai dengan asal perusahaan rekamannya. Pada vokalis perempuan terasa gaya menyanyi dengan aksen indies medok (Hela Rotan) yang mirip dengan penyanyi populer, Wieteke van Dort. Pada lagu “Irian” seluruh liriknya menggunakan bahasa Belanda. Sampul album berupa foto berwarna yang menggambarkan suasana di sudut pasar dan tampak tidak berhubungan sama sekali dengan isi album, mungkin dimaksudkan sebagai nostalgia saja.

annie cherie tokeh tokeh front2
Sampul album Tokeh-Tokeh yang sudah sobek bagian depannya

Yang cukup unik, pada lagu “Kecir-Kecir” terdapat dua buah kesalahan, (1) Judul semestinya adalah Kecil-Kecil, mungkin ini salah cetak, dan (2) lirik pantun yang dinyanyikan ternyata terbalik..
Lirik selengkapnya :
Kecil-kecil nona dari timur, nona
Bolehlah juga, bolehlah juga membungkus nasi
Kecil-kecil daun ketimbar, nona
Bolehlah juga, bolehlah juga membujuk hati
Bagian sampiran dari pantun ini diletakkan pada baris 3, padahal seharusnya di baris 1. Sebaliknya, bagian isi yang semestinya ada di baris 3 malah diletakkan di baris 1, sehingga pantun lagu ini menjadi lucu karena terbalik urutannya..

Lagu “Kecir-Kecir” dimainkan dengan aransemen sederhana bergaya country-rock seperti yang populer di Amerika dan Inggris pada sekitar akhir tahun 1960-an. Agak bergaya The Beatles atau Creedence Clearwater Revival terutama pada permainan gitar elektrik, sehingga saya menyimpulkan bahwa album ini juga terbit di masa yang sama (akhir tahun 1960-an). Musik dan nyanyian tampak sengaja tidak dimainkan dengan power berlebihan sehingga masih terasa membuai walaupun nuansa musik rock tetap terasa. Malah pada “Es Lilin” yang dimainkan secara instrumental dengan dominasi permainan solo pada gitar elektrik suasana musik rock terasa sangat kental.


Piringan hitam Tokeh-Tokeh

Sungguh saya menyukai kesederhanaan lagu ini sehingga sering saya gunakan untuk menina-bobokan putri tercintaku, Martha. Ternyata pada hari ulang tahun keduanya kemarin (28 Maret), Martha berulang kali memintaku untuk menyanyikannya, dan setelah beberapa kali saya nyanyikan, Martha sudah bisa mengikuti dan hafal liriknya…
Khusus untuk Martha, saya ubah liriknya menjadi :
Kecil-kecil Atta dari timur, nona
Bolehlah juga, bolehlah juga membujuk hati
Kecil-kecil Atta dari timur, nona
Bolehlah juga, bolehlah juga menghibur Papa..

Sebelumnya untuk Martha saya sering menyanyikan lagu-lagu tempo dulu untuk pengantar tidurnya selain Nina Bobo, seperti Terang Bulan, Indonesia Pusaka, Tanah Airku, Ibu Pertiwi, dll. Senang sekali perbendaharaan lagu Martha bertambah lagi…

31 Maret 2010

Beberapa catatan tambahan dapat dilihat dalam diskusi di
http://www.facebook.com/note.php?note_id=378484586486